Laman

Senin, 07 April 2014

[FanFiction] Forgive Me, Please!!

Author : Murasaki
Genre : (Saya gak tahu, terserah yang ngebaca aja, hoho)
Main Cast : Toru (One Ok Rock), Mika



Aku tak peduli dengan hujan deras yang sedang mengguyur tubuhku. Aku akan berdiri disini sampai dia memaafkanku.

“Mikaa, tolong maafkan aku. Aku tak pernah bermaksud melakukan itu kepadanya. Percayalah padaku Mikaa” teriakku.

“Sudaahlah Toru, sampai kapanpun aku tak akan bisa memaafkanmu. Meskipun kau melakukan apapun untuk mendapatkan maafku, termasuk dengan terus menerus berdiri di depan rumahku seperti sekarang ini. Hiks” jawabnya dan aku bisa mendegar kalau dia menangis.

“Aku tahu kau sangat sakit melihat apa yang telah kulakukan kemarin malam. Tapi percayalah padaku, aku tak pernah ada maksud untuk melakukan itu. Aku selalu mengingatmu Mika, selalu ingat jika aku selalu mencintaimu”

Tak ada jawaban.

Memang yang sudah kulakukan itu sangat fatal. Kalau saja aku tak mendengarkan apa yang dikatakan Taka kemarin malam, mungkin Mika tak akan pernah semarah ini kepadaku.

Flashback
Malam itu Taka menginap di rumahku untuk menyelesaikan aransemen musik untuk lagu-lagu yang Taka buat. Seperti biasa, Taka selalu meminta hal yang macam-macam ketika aku sedang bersamanya ataupun ketika kami sedang berkumpul bersama disertai Ryota dan Tomoya. Selalu di waktu yang tidak tepat dan tak bisa ditunda.

01.55 am

“Toruuu”

Taka memanggilku ketika aku sedang asik membuat chord-chord lagu dengan gitarku.
“Iya, ada apa Taka?”

“Aku sangat lapar.  Bisakah kau membelikanku ayam bakar?”

“Apa kau gila Taka? Ini tengah malam. Mana ada restoran yang menjual ayam bakar selarut ini” jawabku kesal, nada suaraku meninggi.

“Ayolah Toru. Kau tahu kan, aku tak bisa fokus bekerja kalau keinginanku masih belum terpenuhi. Apalagi menyangkut keadaan perutku”

Dengan terpaksa, aku pergi keluar untuk menbelikannya ayam bakar. Nihil. Aku tak menemukan satu restoran pun atau rumah makan yang menjual ayam bakar selarut ini di sekitar tempat tinggalku. Kuputuskan untuk kembali ke rumah karena pekerjaanku memang masih banyak sekali.

“Maaf Taka, aku tak menemukan satu restoran pun yang menjual ayam bakar”

Ku gantungkan baju hangatku dan melajutkan pekerjaanku kembali.

“Aiiisshh!!! Ayolah Toru. Aku ingin sekali ayam bakar” Taka kembali lagi merengek sambil mengguncang-guncangkan tanganku.

Aku tak menggubrisnya. Aku tetap fokus pada permainan gitarku. Tapi aku meresponnya ketika ia mulai berbicara kembali.

“Bagaimana kalau kau membuatkannya untukku?”
“Tidak ada daging ayam di lemari esku” ucapku datar.

“Iya, aku tahu aku tahu. Kau potong saja ayam itu” ucap Taka sambil mengarahkan jari telunjuknya menuju ayam bantam yang berada dalam kandang yang seharusnya digunakan sebagai kandang anjing pudle atau kucing.

“Tidak, tidak, tidak. Lagipula itu bukan ayamku, itu ayam bantam kesayangan Mika. Dan Mika sedang menginap di rumahku”

“Aku tahu Toru jika dia menginap disini, tapi sekarang dia sudah tidur kan bersama adik perempuanmu. Ayolah, besok pagi kau bisa membelikan ayam yang sama untuk menggantikan ayamnya sebelum dia bangun.”

Tak ada respon dariku.

“Yasudah terserah kau saja jika kau tak ingin pekerjaan kita selesai malam ini”.

Dia mulai berbicara lagi. Kali ini aku benar-benar Skak matt, tidak bisa menolak lagi. 

“Ya ya ya Mr. Freak. I’ll do it”

Terpaksa aku meng-iya-kan apa keinginannya. Apa boleh buat, dia memang seperti itu. Pekerjaannya tak akan selesai ketika keinginannya belum terpenuhi, sedangkan besok siang adalah deadline untuk menyelesaikan semua aransemen lagu-lagu ini. Ah, tapi aku juga tidak ingin mengecewakan Mika. Maafkan aku Mika.

Setelah 30 menit berlalu, ku berhasil membuat ayam bakar yang diinginkan Taka.

“Enak sekali Toru, kau koki yang hebat. Ayam bantam bisa kau sulap menjadi ayam bakar seenak ini”

Taka berbicara padaku dengan mulut yang masih terisi penuh ayam bakar, sembari mengacungkan jempolnya ke arahku. Aku tak menghiraukannya.

Selang beberapa detik setelah Taka bicara, terdengar suara gelas tiba-tiba terjatuh yang sepertinya berisi penuh air putih. Taka dan aku refleks menoleh ke arah sumber suara. Kaget.

“Mikkaaa”

“Ayamkuuuuuuu??” Mika terpaku.

***
Hari sudah larut malam. Dan aku masih berdiri di depan rumah Mika dengan baju yang masih basah setelah hujan mengguyurku siang tadi. Sepertinya tidak ada harapan untuk Mika memaafkanku. Tetap, aku akan berdiri disini hingga dia memaafkanku.

Ponselku berdering.

“Sebuah Email? Dari Mika” batinku senang.

From: My Miichaan
Aku sungguh kecewa padamu Toru. Aku sangat marah sekali padamu. Aku tak tahu apa aku bisa memaafkanmu atau tidak. Mungkin maafku akan kau dapatkan jika kau bisa menghadirkan Hiro, ayam bantamku itu di sisiku kembali.

Deg. Ada sesuatu yang membuat sakit di dadaku. Aku tak pernah melihat dia semarah itu kepadaku sebelumnya. Dan aku tahu, dia selalu serius dengan ucapannya.

Rasanya aku ingin menjerit sekencang-kencangnya. Tapi, tiba-tiba sakit yang luar biasa menyerang kepalaku. Pandanganku kabur. Kakiku lemas, tak bisa menopang tubuhku untuk berdiri. Tubuhku tersungkur. Kemudian, gelap.
-End-
______________________________________________________________________

Ceritanya sih FF, tapi geje banget yak? Ngaco yak? Yasudah, ini cuma ff dan hanya untuk kesenangan semata, ckckck :D
Tapi meskipun FF ini ngaco, no copy cat yak :D

Btw, tau gak sih ayam bantam itu apa? Belum tau yak?
Ayam bantam itu nama lain dari ayam kate. Tau kan ayam kate apa? Kebangetan kalo gak tau mah, ckckck.
Badewey lagi nih, ini FF terinspirasi dari iklan mie se*piiiiiiiiippp* (sensor), haha.
Yasudahlah, segitu aja.
Makin ngaco daah, lol.

Maaf yak ngeselin, hihi.
Arigatou Gozaimasu :3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar